• Home
  • Articles
  • #KartiniOE : Dayu Dara
#KartiniOE : Dayu Dara
#

#KartiniOE : Dayu Dara

15 April 2019 Oemah Etnik

Dayu Dara

Women: It’s always possible to achieve both

Dayu Dara Permata pertama kali diajak untuk bergabung dengan GO-JEK oleh Nadiem Makarim pada tahun 2015. Pada saat itulah ia merasa telah mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya.

“Salah satu keputusan terbesar yang pernah saya ambil adalah memutuskan untuk berhenti dari suatu karier yang sangat mapan di bidang konsultasi untuk terjun ke dunia start-up teknologi ketika industrinya masih sangat prematur.” ceritanya. Dara mengawali kariernya setelah lulus dari Teknik Industri, Institut Teknologi Bandung, sebagai Corporate Strategy and Bussiness Transformation Analyst di salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Setahun kemudian, ia mendapatkan kesempatan untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang konsultan di sebuah perusahaan managemen konsultasi global sejak tahun. Tetapi kemudian, di tahun 2015 ia memutuskan untuk mengejar mimpi baru, bergabung dengan GO-JEK dan mengembangkan layanan GO-LIFE yang pada saat itu hanya dijalankan berdua dengan satu orang rekan. “Dulu hanya berdua, sekarang timnya sudah sebesar 350 orang.”

Bekerja di beberapa industri berbeda yang didominasi oleh pria, tantangan yang dirasakan Dara bukan hanya sebagai perempuan saja, tapi juga bahwa ia juga selalu menjadi yang lebih muda di setiap lini kariernya. “Tantangannya menjadi seseorang yang bisa dibilang minoritas dan juga muda, bagaimana kita bisa membangun kredibilitas membuat diri kita dipercaya untuk mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lainnya, yang notabene adalah laki-laki. Banyak stigma mengatakan mereka bisa lebih sukses di industri-industri ini karena dianggap lebih rasional, dan juga emotionally and physically equipped. Tapi saya bisa bilang bahwa wanita juga bisa sukses di male-dominated industry ini.”

Menurutnya, kekuatan perempuan terletak pada kematangan diri. Ia menemukan sendiri bahwa beberapa pria mengatakan bahwa di usia yang sama, wanita cenderung lebih matang dibanding laki-laki. “Menurut saya hal itu dikarenakan banyak hal yang membuat kita terpaksa kita lebih mature, lebih nurturing. Secara kodratpun, perempuan harus melahirkan, membesarkan.. tentu soft skill-nya lebih matang.” 

Kekuatan lain yang juga dirasakan Dara adalah perempuan memiliki kemampuan analitik yang tidak kalah dengan laki-laki. Ditambah lagi dengan level attentiveness yang lebih detil daripada laki-laki. “Memang sih banyak yg bilang itu labeling, tapi tendency itu ada. Wanita cenderung lebih detil dan lebih peka.”

Dara yang kini telah berkeluarga berbagi cerita tentang bagaimana ia membagi waktu untuk keluarga dan pekerjaan, “Understanding what is necessary, what is important, and what’s not important. And you need to always do what’s necessary and important. Apa yang saya lakukan harus mendatangkan ‘value’, entah bagi diri saya, bagi orang lain, bagi employee, partner, suami, ataupun keluarga. Ketahuilah bahwa kita harus selalu melakukan hal yang penting dan perlu. Dan juga memprioritaskan mana hal-hal yang urgent di lakukan hari ini dengan mana yang bisa dilakukan nanti. Banyak orang yang merasa dirinya sibuk tapi tidak merasa dirinya fulfil. Itu karena orang melakukan hal yang tidak penting dan tidak perlu, dan mereka juga tidak tahu skala prioritasnya. Karena pada dasarnya, pekerjaan tidak akan pernah selesai.”

Berkarier tidak pernah lepas dari roller coaster ride. Ketika sedang merasa terpuruk, ada 3 hal yang bisa membuat Dara bangkit lagi. “Saya kembali mengingat the objective of the pursuit. Understanding and reminding again that the reason why it matters really help me proceed no matter what. Itu membuat saya terus maju. Yang kedua, mencari support dari inner circle, seperti suami, keluarga, dan teman-teman dalam perjuangan yang sama menghadapi tantangan yang sama, jadi kita bisa saling memberikan support satu sama lain. Terakhir, being able to solve that problem also very important. That’s how you can exercise on problem solving ability.”

Menutup sesi inspiratif siang itu, Dara membagikan motivasi untuk semua perempuan yang sedang menjalankan mimpi-mimpinya, “Be brave. Jadilah orang yang berani. Believe in yourself, wether you think you can or you cannot, you’re right. So might as well think you can. BRAVE also stands for B: Be role model success. Sometimes you need a role model of success. Define that success and role model it. A: Attain rational decisions. Pastikan tidak mengambil keputusan yang emotional. If you make that decisions, will you be okay 10 days from now? 10 years from now? V: view failures as a learning. E: expand possibilities. Banyak wanita berpikir it’s about this or that. Love or life, career or family. The minute you think that it’s “or” it’s “or”, you need to think as “and”. You want to be successful in career and family. It’s always possible to achieve both. Maybe not at the same time, maybe at the right time.”